tag:blogger.com,1999:blog-50725098586061386192024-03-05T22:56:53.895+07:00Mapala GitasadaAlam Terkembang Menjadi GuruMAPALAGITASADAhttp://www.blogger.com/profile/16743970693850340052noreply@blogger.comBlogger1125tag:blogger.com,1999:blog-5072509858606138619.post-89234779976898802010-06-04T20:43:00.004+07:002012-02-02T15:54:25.960+07:00PESAN BUMI DI HARI BUMI<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBh8vM7ULUsLyLk0sx9mP-jD4KfxeLIfRhSdjlQuDLp9w7rIZkhj8-it-CP4hmKnlksArk9zvGJzBZ2GQwsA2Bp4I3boGoALlzVAOr9SCt5a0whwc-ZGCDO_cFmLzmkDYGJxs8TRoLtsU/s1600/manajemen-bumi-kita-compressed-300x300.gif"><img style="margin: 0pt 0pt 10px 10px; float: right; cursor: pointer; width: 300px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBh8vM7ULUsLyLk0sx9mP-jD4KfxeLIfRhSdjlQuDLp9w7rIZkhj8-it-CP4hmKnlksArk9zvGJzBZ2GQwsA2Bp4I3boGoALlzVAOr9SCt5a0whwc-ZGCDO_cFmLzmkDYGJxs8TRoLtsU/s400/manajemen-bumi-kita-compressed-300x300.gif" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5478915032553190866" border="0" /></a><br /><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:trebuchet ms;">Andaikan bukan lima milyar manusia menghuni bumi, melainkan </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">lima milyar harimau; tidak ada jarak seratus meter pun di Pulau Jawa tanpa anda bertemu seekor harimau. Apa anda tidak akan mengalamitrauma/frustrasi dihantui begitu banyak harimau? </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Bagi umat bumi yang beruntung tidak dibudidayakan, melihat manusia ibarat melihat harimau yang lebih harimau daripada harimau yang sebenarnya; karena “manusia harimau” ini tidak puas memakan daging</span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;">saja, melainkan juga hasil tumbuh-tumbuhan, ya buah, daun, bunga, kayu bahkan juga bahan bakar, logam, plastik, semen, beton dan lain-lain lagi. </span><br /><span style="font-family:trebuchet ms;"> Bayangkan, untuk memenuhi kebutuhan lima milyar “manusia harimau” itu, betapa banyak makhluk bumi harus dibudidayakan (alias dicalon-korbankan), diburu, ditembak, dijerat, dijaring, dipancing,</span><span style="font-family:trebuchet ms;">dibabat, digergaji,…. Perut bumi pun dibor dan diledakkan. Dan pengotorannya tidak tanggung-tanggung mencemari tanah, sungai, laut, udara bahkan menyebabkan hujan asam, merusak lapisan</span><span style="font-family:trebuchet ms;">ozon diudara dan meningkatkan suhu bumi.</span><br /><br /><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"> Jika dibiarkan, dalam tahun 2025 menurut ramalan, umat manusia akan mencapai jumlah 8,5 milyar. Naik sekitar 3,5 milyar dalam 35 tahun menuju malapeta¬ka dimana bumi berikut umat insan akan meratap dan</span><br /><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;">berkabung. </span><br /><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"> Sebaliknya, andaikan bukan kenaikan melainkan penurunan 3,5 milyar jumlah penduduk itu bisa diwujudkan, bumi dan umat insan akan berseri. Begitulah pesan bumi. </span><br /><span class="fullpost" style="font-family:trebuchet ms;"> Sadar akan “menghamanya” umat manusia, di Indonesia, terutama dikota-kota besar yang padat penduduk, pasangan-pasangan subur sibuk ber-KB untuk menurunkan jumlah populasi sampai serendah-rendahnya. Memang lebih baik, daripada menurunkannya melalui peperangan atau membiarkan orang-orang mati konyol melalui kelaparan atau penyakit. “Satu anak saja demi masa depan tanpa polusi, tanpa kemacetan lalu-lintas, tanpa pengangguran, tanpa kemiskinan, tanpa harus hidup berhimpit dalam kampung kumuh/rumah susun, tanpa transmigrasi, tanpa penggusuran, tanpa cemas kehamilan, tanpa pengguguran,…” </span><span class="fullpost"></span></div>MAPALAGITASADAhttp://www.blogger.com/profile/16743970693850340052noreply@blogger.com0